Ateng Rahmat Hanafiyah

Minggu, 09 April 2017

Pemuda pemudi generasi harapan bangsa 😍😚❤







Dan dirikanlah sholat.sesungguhnya 
Sholat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar. (Al-ankabut:45)

Rabu, 08 Maret 2017

MANISNYA UKHUWAH ISLAMIYAH

Dokumen foto Ateng Rahmat Hanafiyah (Alm) Pendiri Madrasah Al-Hanifah MANISNYA UKHUWAH ISLAMIYAH


foto dokument madrasah al-hanifah 26 februari 2017


UKHUWAH adalah satu konsepsi Islam yang menyatakan bahwa setiap Muslim dengan Muslim lain hakikatnya ialah bersaudara. Banyak ayat Al-Qur’an maupun hadits Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam yang menjadi landasan konsep ini. Bahkan dalam beberapa keterangan kerap sekali kata “ukhuwah” atau turunannya digandengkan dengan kata “iman”, “Islam” atau “mukmin”.
Hal ini mengindikasikan bahwa ukhuwah merupakan salah satu parameter utama keimanan dan keislaman seseorang.
Ukhuwah merupakan salah satu dari tiga unsur kekuatan yang menjadi karakteristik masyarakat Islam di zaman Rasulullah , yakni pertama, kekuatan iman dan aqidah. Kedua, kekuatan ukhuwah dan ikatan hati. Ketiga, kekuatan kepemimpinan dan senjata.
Dengan tiga kekuatan ini, Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassallam. membangun masyarakat ideal, memperluas Islam, mengangkat tinggi bendera tauhid, dan mengeksiskan umat Islam di muka dunia kurang dari setengah abad.


foto dokumen madrasah al-hanifah tanggl 26 februari 2017

Buku-buku sejarah menceritakan kepada kita bahwa kaum Anshar sangat bahagia menerima tamu Muhajirin, hingga mereka berlomba-lomba untuk dapat menerima setiap sahabat Muhajirin yang sampai di Yatsrib (Madinah). Karena para Anshar saling bersaing dan berlomba untuk dapat menerima sahabat Muhajirin hingga mereka harus diundi untuk menentukan siapa yang menang dan dapat giliran menerima tamu Muhajirin. Ini sungguh terjadi hingga disebutkan bahwa tidaklah seorang Muhajirin bertamu ke Anshar kecuali dengan undian.

Mungkin kita akan berdecak kagum dengan sikap unik para sahabat Anshar ini yang kita tidak mampu berbuat seperti mereka, mungkin kita juga bertanya apa yang membuat mereka bisa sampai seperti itu, tindakan mereka di luar batas kemampuan manusia?


Al-Quran telah menjawab pertanyaan-pertanyaan kagum kita, Al-Quran telah menjelaskan rahasia yang mendorong para Anshar melakukan itsar luar biasa walaupun keadaan mereka yang sangat fakir dan juga sangat membutuhkan. Allah SWT berfirman memuji mereka:
والذين تبوءوا الدار والإيمان من قبلهم يحبون من هاجر إليهم ولايجدون في صدورهم حاجة مما أوتوا ويؤثرون على أنفسهم ولو كان بهم خصاصة.. (الحشر: 9).
“Dan orang-orang (Anshar) yang telah menempati kota Madinah dan menempati keimanan (beriman) sebelum kedatangan mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) mencintai orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin) dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan.” (QS. Al-Hasyr: 9)
Ukhuwah, taakhi, cinta, dan itsar sejatinya syarat kebangkitan dan kemenangan, itulah strategi pertama yang ditempuh oleh Rasullah Shallahu ‘Alaihi Wassallam dengan mempersaudarakan sahabat Anshar dan Muhajirin dan membangun masjid tempat membina persaudaraan dan persatuan kaum Muslimin.
Risalah ini juga dilanjutkan Imam Syahid Hasan Al-Banna dalam membangun komunitas dan gerakan yang kuat, menjadikan persatuan sebagai senjata, dan taaruf saling mengenal sebagai asas dakwah.
dokumen foto peresmian renovasi madrasah al-hanifah tanggal 26 februari 2017

Ukhuwah tak bisa dibeli dengan apa pun. Tapi ia diperoleh dari penyatuan antara ikatan hati dan hati serta karakteristik istimewa dari seorang mukmin yang shaliih. Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda:
المؤمن إلف مألوف، ولا خير فيمن لا يألف ولا يؤلف
“Seorang mukmin itu hidup rukun. Tak ada kebaikan bagi yang tidak hidup rukun dan harmonis.”
Ukhuwah juga membangun umat yang kokoh. Ia adalah bangunan maknawi yang mampu menyatukan masyarakat mana pun. Ia lebih kuat dari bangunan materi, yang suatu saat bisa saja hancur diterpa badai atau ditelan masa. Sedangkan bangunan ukhuwah Islamiyah akat tetap kokoh. Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda:
المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضًا
“Mukmin satu sama lainnya bagaikan bangunan yang sebagiannya mengokohkan bagian lainnya.” (HR. Bukhari)
dokumen foto peresmian renovasi madrasah al-hanifah tanggal 26 februari 2017

Beda Ijtihad, Utamakan Ukhuwah
Halim Mahmud menuliskan dalam bukunya yang berjudul Fiqh Al-Ukhuwah fi Al-Islami, “Orang-orang yang berukhuwah dalam Islam harus saling mengokohkan kekuatan satu sama lain dalam skala dunia Islam dengan melakukan perencanaan, koordinasi, dan segala persiapan yang mesti dilakukan. Kemenangan itu tidak lain hanyalah dari sisi Allah. Dia akan menolong dan memenangkan siapa saja yang di kehendaki-Nya. Dia Maha Perkasa lagi Penyayang.”

Keutamaan Ukhuwah Islamiyah
Dari ukhuwah Islamiyah lahir banyak keutamaan, pahala, dampak positif pada masyarakat dalam menyatukan hati, menyamakan kata, dan merapatkan barisan. Orang-orang yang terikat dengan ukhuwah Islamiyah memiliki banyak keutamaan, di antaranya:
  1. Mereka merasakan buah dari lezatnya iman. Sedangkan selain mereka, tidak merasakannya. Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda:
ثلاثة من كن فيه وجد بهن حلاوة الإيمان: أن يكون الله ورسوله أحب إليه مما سواهما، وأن يحب المرء لا يحبه إلا الله، وأن يكره أن يعود إلى الكفر بعد أن أنقذه الله منه كما يكره أن يُقذف في النار
Ada tiga golongan yang dapat merasakan manisnya iman: orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari mencintai dirinya sendiri, mencintai seseorang karena Allah, dan ia benci kembali pada kekafiran sebagaimana ia benci jika ia dicampakkan ke dalam api neraka.” (HR. Bukhari)

  1. Mereka berada dalam naungan cinta Allah, Di akhirat Allah SWT berfirman,
أين المُتحابُّون بجلالي، اليومُ أُظِلُّهم في ظلي يوم لا ظلَّ إلا ظِلي
“Di mana orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, maka hari ini aku akan menaungi mereka dengan naungan yang tidak ada naungan kecuali naunganku.” (HR. Muslim).
Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassallam. bersabda,
إن رجلاً زار أخًا له في قرية أخرى، فأرصد الله تعالى على مَدْرَجَتِهِ مَلَكًا، فلما أتى عليه، قال: أين تريد؟ قال: أريد أخًا لي في هذه القرية، قال: هل لك من نعمة تَرُبُّها عليه؟ قال: لا، غير أنني أحببته في الله تعالى، قال: فإني رسول الله إليك أخبرك بأن الله قد أحبَّك كما أحببْتَه فيه
“Ada seseorang yang mengunjungi saudaranya di sebuah desa. Di tengah perjalanan, Allah mengutus malaikat-Nya. Ketika berjumpa, malaikat bertanya, “Mau kemana?” Orang tersebut menjawab, “Saya mau mengunjungi saudara di desa ini.” Malaikat bertanya, “Apakah kau ingin mendapatkan sesuatu keuntungan darinya?” Ia menjawab, “Tidak. Aku mengunjunginya hanya karena aku mencintainya karena Allah.” Malaikat pun berkata, “Sungguh utusan Allah yang diutus padamu memberi kabar untukmu, bahwa Allah telah mencintaimu, sebagaimana kau mencintai saudaramu karena-Nya.” (HR. Muslim)

  1. Mereka adalah ahli Syurga di akhirat kelak. Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda,
من عاد مريضًا، أو زار أخًا له في الله؛ ناداه منادٍ بأنْ طِبْتَ وطاب مَمْشاكَ، وتبوَّأتَ من الجنةِ مَنْزِلاً
“Barangsiapa yang mengunjungi orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka malaikat berseru, ‘Berbahagialah kamu, berbahagialah dengan perjalananmu, dan kamu telah mendapatkan salah satu tempat di surga.” (HR. At-Tirmidzi)
  1. Bersaudara karena Allah adalah amal mulia dan mendekatkan diri kepada Allah.
وقد سُئل النبي صلى الله عليه وسلم عن أفضل الإيمان، فقال: “أن تحب لله وتبغض لله…”. قيل: وماذا يا رسول الله؟ فقال: “وأن تحب للناس ما تحب لنفسك، وتكره لهم ما تكره لنفسك
Rasul pernah ditanya tentang derajat iman yang paling tinggi, beliau bersabda, “…Hendaklah kamu mencinta dan membenci karena Allah…” Kemudian Rasul ditanya lagi, “Selain itu apa wahai Rasulullah?” Rasul menjawab, “Hendaklah kamu mencintai orang lain sebagaimana kamu mencintai dirimu sendiri, dan hendaklah kamu membenci bagi orang lain sebagaimana kamu membenci bagi dirimu sendiri.” (HR. Imam Al-Munziri)

  1. Diampuni dosanya oleh Allah. Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda,
إذا التقى المسلمان فتصافحا، غابت ذنوبهم من بين أيديهما كما تَسَاقَطُ عن الشجرة
“Jika dua orang Muslim bertemu dan kemudian mereka saling berjabat tangan, maka dosa-dosa mereka hilang dari kedua tangan mereka, bagai berjatuhan dari pohon.”
Persaudaraan yang terjaga dengan tali Allah merupakan kenikmatan yang diberikan Allah atas jamaah Muslimah; yaitu nikmat yang diberikan bagi mereka yang dicintai dan dikehendaki Allah dari hamba-hamba-Nya. Hal ini mengingatkan kepada kita akan nikmat yang begitu besar, dan mengingatkan kita bagaimana kita sebelumnya dalam keadaan jahiliyah dan saling bermusuhan.
dokumen foto A.R.Hanafiyah (Alm) Pendiri Madrasah Al-Hanifah
Dua Telaga {Prolog untuk Dalam Dekapan Ukhuwah}
Tidak ada seorang pun yang tidak memiliki permusuhan antara kaum Aus dan Khazraj di kota Madinah sebelum Islam. Namun setelah masuk Islam, Allah menyatukan hati di antara mereka. Tidak ada solusi sedikit pun kecuali Islam yang dapat menyatukan hati yang beragam bentuknya, tidak ada yang terjadi kecuali karena tali Allah yang dapat menyatukan mereka menjadi saudara, dan tidak mungkin hati-hati itu akan bersatu kecuali karena ukhuwah fillah.*/Nurlaillah Sari Amallah Mujahidah


Senin, 06 Februari 2017

Keutamaan Pembangunan/Renovasi Sarana Ibadah (Madrasah)





KEUTAMAAN PEMBANGUNAN/RENOVASI SARANA IBADAH (MADRASAH)

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa‘i dan Ahmad, Rasullulah SAW bersabda bahwa apabila seorang manusia meninggal dunia maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal yaitu shodaqoh jariyah, anak shalih yang mendo’akannya dan ilmu yang bermanfaat sesudahnya.


 foto dokumen Renovasi Madrasah Al-Hanifah 03 Januari 2017

Kehidupan dunia ini tidak abadi. Tak lama ajal akan datang menjemput. Dunia hanyalah alam tempat ujian dan kefanaan. Sudah sepatutnya bagi seorang muslim yang beriman akan surga dan neraka, mempersiapkan bekal untuk memberatkan timbangan amal kebajikannya. Demi meraih kebahagiaan hakiki dan abadi.
Sejak jauh hari, Nabi kita shallallahu’alaihi wasallam mengingatkan hal ini,

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا ثُمَّ تَمَنَّى عَلَى اللَّهِ
Orang yang pandai itu ialah, orang yang mampu mengevaluasi dirinya dan beramal (mencurahkan semua potensi) untuk kepentingan setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah, orang yang mengikuti hawa nafsunya kemudian berangan-angan kosong kepada Allah.” (HR.Tirmidzi)

salah satu dari keutamaan membangun sarana ibadah ialah :

1. INVENTARIS SARANA DENGAN MEMBANGUN SARANA IBADAH
Diantara sebaik-baik perbekalan tersebut adalah, dengan membangun masjid, Madrasah Tempat terpancar syiar Islam dan iman, kebersamaan kaum muslimin dalam sholat jama’ah, tempat untuk mengagungkan nama Allah dalam sujud dan ruku’, madrasah bagi kaum muslimin; dengan majlis-majlis ilmu di dalamnya.
Alangkah besar pahala orang yang turut andil membangunnya. Ia menjadi sebab tercapainya amalan-amalan agung. Amalannya dicatat sebagai sedekah jariyah, yang pahalanya terus mengalir, meski ia sudah tinggal di alam kubur.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan sebuah kabar gembira,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh.” (HR. Muslim no. 1631)



 Sebagai umat Muslim, tentu kita tidak asing dengan lembaga yang bernama Madrasah. Yakni lembaga pendidikan bersasis agama Islam yang telah lama berdiri dalam lingkungan masyarakat.


Dokumen Foto Renovasi Madrasah Al Hanifah tanggal 03 Januari 2017


2. BERLIPAT GANDA PAHALANYA

Allah SWT telah berfirman:
“Perumpamaan (infak yg dikeluarkan oleh) orang-orang yg menginfakan hartanya di jalan Allah adalah serupa dg sebutir benih yg menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiapbulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yg Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui(QS.Al-Baqarah:261)
Rasulullah SAW juga bersabda:
“Barangsiapa bersedekah senilai satu biji kurma yg berasal dari mata pencaharian yg baik—dan Allah tidak akan menerima kecuali yg baik—maka sesungguhnya Allah akan menerimanya dg tangan kanan-Nya, kemudian dipelihara untuk pemiliknya, sebagaimana seseorang diantara kalian memelihara anak kuda, sehingga sedekah itu menjadi (besar) seperti gunung”


  Dokument Foto Renovasi Madrsah Al-Hanifah Tanggal 03 Januari 2017

3.MENJADIKAN HARTA BERKAH DAN TERUS MAJU

 Allah SWT berfirman:“Katakanlah,’Sesungguhnya Rabb-ku melapangkan rejeki bagi siapa yg dikehendaki diantara hamba-hambaNya dan menyempitkan bagi (siapa yg dikehendaki-Nya).Dan apa yg kamu infakkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rejeki sebaik-baiknya.(QS.Saba’:39)
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah akan mengembangkan sedekah kurma atau sepotong makanan dari seorang diantara kalian, sebagaimana seseorang diantara kalian memelihara anak kuda atau anak untanya, sehingga sedekah tersebut menjadi besar seperti bukit Uhud”


Dokumen foto renovasi madrasah al-hanifah tanggal 05 Februari 2017

4 Dapat Menghapus Dosa dan Kesalahan
 
Rasul SAW bersabda:
“Bersedekahlah kalian, meski hanya dg sebiji kurma. Sebab, sedekah dapat memenuhi kebutuhan orang yang kelaparan, dan memadamkan kesalahan, sebagaimana air memadamkan api”
Beliau juga menasehatkan kepada para pedagang:
“Wahai sekalian pedagang,sesungguhnya setan dan dosa menghadiri jual beli kalian, maka sertailah jual beli kalian dengan sedekah.”

Dokumen foto renovasi madrasah al-hanifah tanggal 05 Februari 2017

4.Melapangkan Jalan ke Surga dan Menyumbat Jalan ke Neraka
 
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yg luasnya seluas langit dan bumi yg di sediakan utk orang-orang yg bertakwa. (Yaitu) orang-orang yg menginfakkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yg menahan amarahnya dam memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang yg berbuat kebajikan.”(QS. Ali Imron:133-134)
Rasulullah SAW bersabda:
“Buatlah penghalang antara dirimu dan api neraka walau hanya dg separuh butir kurma.”


 Dokumen foto renovasi madrasah al-hanifah tanggal 05 Februari 2017

7. Menjadi Bukti Keimanan
Di dalam sebuah Hadits Rasulullah bersabda:
“Sedekah adalah menjadi burhan(bukti).” (HR.Muslim)
Maksudnya, sedekah adalah bukti keimanan pelakunya.Sesungguhnya orang munafik menolak keberadaan sedekah karena tidak meyakininya. Barangsiapa yg mau bersedekah, maka hal itu menunjukkan kebenaraan imannya.
Rasul SAW juga bersabda:
“Sifat iman dan kikir tidak akan berkumpul dalam hati seseorang selama-lamanya.”

Dokumen foto renovasi madrasah al-hanifah tanggal 05 Februari 2017

8. Membawa Keberuntungan dan Merupakan Pintu Gerbang Semua Kebaikan
Allah SWT berfirman :
“Dan barang siapa yg dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yg beruntung.”
(QS. Al Hasyr:9)
Dalam ayat lain, Allah juga menegaskan:
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menginfakkan sebahagian harta yg kamu cintai, dan apa saja yg kamu infakkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.”( QS.Ali Imran:92)
Dokumen foto renovasi madrasah al-hanifah tanggal 05 Februari 2017

9. Akan Mendapat Naungan di Padang Mahsyar
Sedekah akan menolong pelakunya dari kesengsaraan dalam perjalanan menuju alam akhirat, Rasulullah SAW bersabda:
“Setiap orang akan berada dibawah naungan sedekahnya, hingga diputuskannya perkara-perkara diantara manusia”
Didalam hadits lain Beliau juga bersabda:
“Naungan seorang mukmin di hari kiamat adalah sedekahnya”(Shahih Ibnu Khuzaimah 4/95)
Dokumen foto renovasi madrasah al-hanifah tanggal 06 Februari 2017
10. Pahalanya Akan Mengalir Terus Walaupun Telah Mati
Rasul SAW bersabda:
“Pahala amalan dan kebaikan yg bakal menghampiri seorang mukmin sepeninggalnya—Beliau menyebutkan diantaranya–,(yakni)musyaf yg ia tinggalkan,masjid yg ia bangun,rumah untuk orang yg dalam perjalanan yg ia bangun, sungai yg ia alirkan, atau sedekah yg ia keluarkan dari hartanya dikala sehat dan hidupnya, maka ia akan bakal menghampirinya sepeninggalnya.”


Selasa, 09 Februari 2016

MANFAAT DAN KEUTAMAAN MENCARI ILMU


Setiap muslim wajib menuntut ilmu. Rasulullah saw bersabda: “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan”. Allah memberikan keutamaan dan kemuliaan bagi orang-orang yang berilmu dalam firman-Nya dalam Al-Qur`an surat Al-Mujaadilah ayat 11 : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Orang-orang yang berilmu akan pula dimudahkan jalannya ke syurga oleh Allah dan senantiasa didoakan oleh para malaikat.

10 Hikmah mencari ilmu:

 1.Ilmu adalah amalan yang tidak terputus pahalanya sebagaimana dalam hadits: ”jika manusia meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara: shodaqoh jariahnya, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya,” (HR Bukhori dan Muslim)
2. Menjadi saksi terhadap kebenaran sebagaimana dalam firman Allah SWT: (Allah menyatakan bahwasanya tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali dia. Yang menegakkan keadilan. para malaikat dan orang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu,). (QS. Ali Imran 18)
3.Allah memerintahkan kepada nabinya Muhammad SAW untuk meminta ditambahkan ilmu sebagaimana dalam firman Allah, (… dan katakanlah: Ya Rabb ku, tambahkanlah kepadaku ilmu) (QS.Thahaa 114)
4.Allah mengangkat derajat orang yang berilmu. Sebagaimana firman Allah, (… Allah mengangkat orang beriman dan memiliki ilmu diantara kalian beberapa derajat dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan). (QS. Mujadilah 11)
5. Orang berilmu adalah orang yang takut Allah SWT, sebagaimana dalam firmannya: (…. sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hambanya hanyalah orang-orangyang berilmu). (QS. Fathir 25).

6. Ilmu adalah anugerah Allah yang sangat besar, sebagaimana firman-Nya: (Allah menganugerahkan al-hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Quran dan As-Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)). ( QS. Al-Baqarah 269)

7. Ilmu merupakan tanda kebaikan Allah kepada seseorang ”Barang siapa yang Allah menghendaki kebaikan padanya, maka Allah akan membuat dia paham dalam agama,” (HR Bukhari dan Muslim).

8. Menuntut ilmu merupakan jalan menuju surga, ”Barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surge,” (HR Muslim)
9. Diperbolehkannya ”hasad” kepada ahli ilmu,”Tidak hasad kecuali dalam dua hal, yaitu terhadap orang yang Allah beri harta dan ia menggunakannya dalam kebenaran dan orang yang Allah beri hikmah lalu ia mengamalkannya dan mengajarkannya,” (HR Bukhari )
10. Malaikat akan membentangkan sayap terhadap penuntut ilmu,”Sesungguhnya para malaikat benar-benar membentangkan sayapnya karena ridho atas apa yang dicarinya,” (HR. Ahmad dan Ibnu majah).

Semoga Bermanfaat,,,,,
 


Rabu, 27 Januari 2016

KEUTAMAAN DAN FADILAH DZIKIR

  • Faedah zikrullah Azza wa Jalla:
Berzikir memiliki faedah yang sangat banyak dan besar, diantaranya:
Allah menjadi ridha, mengusir setan, memudahkan hal yang sulit, meringankan hal yang berat, membuang keburukan, menghilangkan gundah gulana dalam jiwa, menguatkan jiwa dan raga, memberi cahaya kepada jiwa dan wajah, membawa rizki, menyirnakan rasa takut dan zikir adalah tanaman di surga.
Zikir menghapus dosa serta melenyapkannya, menyelamatkan diri dari azab Allah, membuang tabir penghalang antara hamba dan Rabbnya, membuat hamba selalu ingat kepada Rabbnya, menimbulkan mahabbah kepada Allah, berserah diri kepada-Nya, hampir dengan-Nya . zikrullah memberikan pelakunya kekuatan, wibawa, kebesaran jiwa dan cahaya. Zikrullah juga sebab turunnya ketenangan dan rahmat untuk pelakunya, para malaikat mengitarinya, Allah membanggakan pelakunya di hadapan para malaikat. Karena itulah Allah memerintahkan kita agar selalu berzikir.
Allah taala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (41) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا (42
Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. (Q.S. Al Ahzab: 41-42 ).
  • Al Baqiyat Shalihat:
Subhanallah: maknanya; mensucikan Allah dari segala aib dan kekurangan, menafikan sekutu-Nya dalam hal rububiyyah dan uluhiyyah serta menafikan hal yang serupa dalam Asma dan sifat-Nya.
Alhamdulillah: maknanya; menetapkan seluruh pujian untuk-Nya. Hanya Dia-lah yang terpuji dalam hal zat, Asma dan Sifat-Nya, Dia-lah yang terpuji atas perbuatan, nikmat agama dan syariat-Nya.
Laailaha illa Allah: maknanya; tidak ada sesembahan yang hak selain Allah, kalimat ini menafikan beribadah kepada makhluk serta menetapkan ibadah hanya untuk Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya.
Allahu Akbar: maknanya; menetapkan seluruh sifat keagungan , kebesaran dan keangkuhan pd Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya.
Laa haula wala quwwata illa billah: makna; bahwa Allah semata pemilik daya dan upaya, tidak ada yang dapat mengubah suatu keadaan selain Allah dan tidak mungkin kita melakukan suatu pekerjaan tanpa pertolongan Allah.
  • Fadhilah zikrullah:
Allah taala berfirman:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (Q.S. Al Baqarah: 152 ) .
Allah taala berfirman:
الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Q.S. Ar Ra’ad : 28 ) .
Allah taala berfirman:
وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (Q.S. Al Ahzab: 35 ) .
عن أبي هريرة رضي الله عنه عن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أنه قال : (( قال اللَّه -عَزَّ وَجَلَ-: أنا عند ظن عبدي بي، وأنا معه إذا ذكرني؛ فإن ذكرني في نفسه ذكرته في نفسي، وإن ذكرني في ملأ ذكرته في ملأ خير منهم ، إذا تقرب إلي شبرا تقربت إليه ذراعا ، وإذا تقرب إلي ذراعا تقربت إليه باعا، وإذا أتاني يمشي أتيته هرولة )) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu `anhu, dari Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam, bahwa ia bersabda: ” Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Allah Ta’ala berfirman: “Aku memberi hamba-Ku balasan sesuai dengan dugaannya terhadap-Ku, dan Aku selalu bersamanya bila dia berzikir kepada-Ku, jika ia berzikir kepada-Ku di saat sendiri, maka Aku menyebutnya sendiri, dan jika ia berzikir kepada-Ku di khalayak ramai maka Aku menyebutnya di khalayak ramai yang lebih baik daripada mereka, Bila ia mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal, aku akan mendekatinya sehasta, dan apabila ia mendekatkan diri kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa, dan apabila ia mendatangi-Ku dengan berjalan Aku mendatanginya dengan berlari.” Muttafaq ’alaih.[1]
وعن أبي موسى الأشعري رضي الله عنه عن النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: ( مثل الذي يذكر ربه والذي لا يذكره؛ مثل الحي والميت ) رَوَاهُ البُخَارِيُّ.
Dari Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu `anhu., dari Nabi shallallahu `alaihi wasallam, ia bersabda : “Perumpamaan orang yang berzikir kepada Rabbnya dan orang yang tidak berzikir seperti orang yang hidup dan mayit”. HR. Bukhari.[2]
  • Fadhilah Majlis Zikir:
عن الأغر أبي مسلم أنه قال: أشهد على أبي هريرة وأبي سعيد الخدري رضي الله عنهما أنهما شهدا على النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أنه قال: ( لا يقعد قوم يذكرون اللَّه إلا حفتهم الملائكة، وغشيتهم الرحمة، ونزلت عليهم السكينة، وذكرهم اللَّه فيمن عنده ) رَوَاهُ مُسلِمٌ.
Dari Al Aghar Abu Muslim bahwa ia bersaksi atas Abu Huraira dan dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu `anhuma bahwa keduanya bersaksi atas rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: “Tidak suatu kaum duduk lalu berzikir kepada Allah melainkan para malaikat mengitari mereka dan rahmat meliputi mereka dan ketenangan turun di tengah mereka, dan Allah menyebut mereka dihadapan mahluk yang ada di sisi-Nya”. HR. Muslim.[3]
  • Wajib zikrullah dan shalawat Nabi shallallahu `alaihi wasallam dalam setiap majlis:
Allah taala berfirman:
وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلًا
Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan. (Q.S. Al Muzammil : 8 ) .
عنه أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: ( ما جلس قوم مجلساً لم يذكروا اللَّه تعالى فيه، ولم يصلوا على نبيهم فيه؛ إلا كان عليهم ترة؛ فإن شاء عذبهم، وإن شاء غفر لهم ) رَوَاهُ أحمد والتِّرمِذِيُّ.
Dari Abu Huraira radhiyallahu `anhu bahwa Nabi shallallahu `alaihi wasallam, ia bersabda : “Setiap kaum yang duduk di sebuah majelis, mereka tidak berzikir kepada Allah dalam majelis tersebut dan tidak bershalawat kepada nabi melainkan mereka bernilai kurang, jika Allah mau Ia mengazab mereka, dan jika Allah mau Ia mengampuni mereka”. HR. Ahmad dan Tarmizi. [4]
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( ما من قوم يقومون من مجلس؛ ولا يذكرون اللَّه تعالى فيه؛ إلا قاموا عن مثل جيفة حمار، وكان لهم حسرة ) رَوَاهُ أبُو دَاوُدَ
Dari Abu Huraira radhiyallahu `anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda: “Setiap suatu kaum yang berdiri dari sebuah majelis dan mereka tidak berzikir kepada Allah dalam majelis tersebut melainkan mereka berdiri seperti dari bangkai keledai dan mereka akan menyesal”. HR. Abu Dauddan Tarmizi. [5]
  • Fadhilah selalu berzikir kepada Allah:
Allah taala berfirman:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ (190) الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (191)
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S. Ali Imran: 190-191 ).
Allah taala berfirman:
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Q.S. Al Jumu’ah: 10 )
عن عبد اللَّه بن بسر رضي الله عنه أن رجلاً قال: يا رَسُول اللَّهِ إن شرائع الإسلام قد كثرت عليّ فأخبرني بشيء أتشبث به؟. قال: ( لا يزال لسانك رطباً من ذكر اللَّه ) رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ وابن ماجه.
Dari Abdullah bin Busr radhiyallahu `anhu, bahwa seorang lelaki berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat islam sangat banyak, beritahu aku satu yang bisa kupegang”, ia bersabda: “Hendaklah lidahmu selalu basah dengan zikrullah”. HR. Tarmizi dan Ibnu Majah. [6]
عن أبي الدرداء رضي الله عنه قال : قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( ألا أنبئكم بخير أعمالكم، وأزكاها عند مليككم، وأرفعها في درجاتكم، وخير لكم من إنفاق الذهب والفضة، وخير لكم من أن تلقوا عدوكم فتضربوا أعناقهم ويضربوا أعناقكم؟! قالوا: بلى، قال: ( ذكر الله تعالى ). رواه التِّرمِذِيُّ وابن ماجه.
Dari Abu Darda radhiyallahu `anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda: “Maukah aku beri kabar kalian dengan amalan kalian yang terbaik, paling suci di sisi penguasa kalian, paling meninggikan derajat kalian, lebih baik bagi kalian daripada menginfakkan emas dan perak, lebih baik bagii kalian daripada kalian bertemu musuh kalian (kafir) lalu kalian menebas leher mereka dan merekapun menebas leher kalian?”, para sahabat berkata : “Tentu”, ia bersabda : “Berzikir kepada Allah Ta’ala”. HR. Tarmizi dan Ibnu Majah. [7]
عن عائشة رضي الله عنها قالت: كان رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يذكر اللَّه على كل أحيانه. رَوَاهُ مُسلِمٌ.
Dari `Aisyah radhiyallahu `anha, ia berkata : “Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam selalu berzikir kepada Allah Ta’ala dalam segala keadaan”. HR. Muslim. [8]


[1]. muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 7405 dan Muslim no hadist : 2675. [2]. diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 6407. [3]. diriwayatkan oleh Muslim no hadist : 2700. [4]. Hadist shahih diriwayatkan oleh Ahmad no hadist : 9580 dan Tirmizi no hadist : 3380. [5]. Hadist shahih diriwayatkan oleh Abu Daud no hadist : 4855 dan Tirmizi no hadist : 3380. [6]. Hadist shahih diriwayatkan oleh Tirmizi no hadist : 3375 dan Ibnu Majah no hadist : 3793. [7]. Hadist shahih diriwayatkan oleh Tirmizi no hadist : 3377 dan Ibnu Majah no hadist : 3790. [8]. diriwayatkan oleh Muslim no hadist : 373.